Berikut dalam Al-Quran dan Hadist yang
merupakan darar bagi kaum muslimin:
1. “Dan
manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan
adalah manusi bersifat tergesa-gesa.” (QS Al-Isra’ [17]: 11)
2. “Manusia
telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu
tanda-tanda (azab)-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku. Maka janganlah kamu
minta kepada-Ku mendatangkanya dengan segera.” (QS Al-Anbiya’ [21]: 37)
3. Dari
Sahal Ibnu Sa’ad bahwa Rosulullah saw. Bersabda, “ Ketenngan (sabar dan
berhati-hati) adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru) adalah dari
setan.” (HR Turmudzi)
Hidup adalah sekumpulan pilihan. Setiap
saat, setiap waktu, dan disetiap tempat, kita daiharuskan untuk memilih satu
diantara dua atau beberapa hal yang terikat sama pentingnya dan sama baiknya.
Setelah memilih, ada konsekuensi-konsekuensi yang harus kita tanggung dari
pilihan tersebut; baik atau buruk. Itulah sebabnya, yang mengedepankan proses
berfikir sebelum bertindak menjadi sebuah tindakan bijak sehingga konsekuensi
yang timbul dari hasil memilih tersebut tidak membawa kemudharatan.
Namun sayang, keputusan yang kita ambil
sering kali hanya didasari pertimbangan jangka pendek dan hanya berorientasi
keuntungan sesaat. Ada banyak keputusan diambil tanpa melakukan studi yang
mendalam tentang dampak yang ditimbulkanya. Inilah yang disebut
ketergesa-gesaan.
Tergesa-gesa pada dasarnya adalah
tindakan yang tidak didasarkan atas informasi yang benar, akurat, lengkap, dan
shahih, hanya berdasar kata orang, rumor atau informasi yang sepotong-sepotong,
dan keinginan untuk mendapatkan hasil dengan cara mudah. Jadi jangan heran jika
tindakan tergesa-gesa berakhir dengan kekecewaan.
Proses semacam ini tidak hanya terjadi
pada sekala birokratataupun korporat, melainkan dialami dan dilakukan dengan
sadar oleh kita sendiri. Dalam sekala pribadi, contohnyatanya seperti membuang
sampah tidak pada tempatnya atau menghendikan angkutan umum bukan di haltenya.
Tempat sepele, tetapi dalam konsep islam kebiasaan yang terus diulang adalah
sebuah bentuk riyadhah (pelatihan). Apabila kita melihat diri untuk menafikan
dan mengeliminasi kedisiplinsnserta mengabaikan perinagtan nurani, pada
tingkatan yang lebih besar kita akan terbiasa melakukan pembenaran (legitimasi)
terhadap kesalahan. Perilaku instan atau menginginkan segalanya tercapai
melalui upayaminimal pada akhirnya akan menjadi karakter yang terurat berakar
dan sulit untuk diuraikan.
Nah, ketika kesengangan dan kenyamanan
telah dimunculkan sebagai sebuah tujuan, kemudian manusia menjadi tidak sabar
dan tergesa-gesa untuk mencapainya, kerja sistem tubuh tidak optimal.
Akibatnya, ambang batas kita untuk memaknai dan mencerna kegagalan, kesedihan,
dan kekecewaan jadi sangat berkurang.
Jadi kita jangan heran jika angka
penyalahgunaan obat terlarang makin
meningkat dari hari ke hari. Bagi masyarakat yang sedang sakit, obat-obatan
terlarang seolah menjadi jalan pintas yang menawarkan banyak kesenangan dan
banyak kemudahan. Padahal, yang maha kuasa telah mengaruniakan kepada kita
senyawa preopioid mela-nocortin (POMC) yang ada di otak. Senyawa ini akan
meningkat kadarnya secara bertahab sesuai dengan upaya usaha dan do’a.
Secara biomedik, selain kegagalan
berprestasi dalam berbagai bidang kehidupan, kondisi seperti ini akan
memunculkan penyakit-penyakit degeneratif. Akan lahir sebuah kondisi dimana
sistem tubuh kita melemah dan mudah mengalami kerusakan struktural,
sebagaicontoh kerusakan sel-sel pankreas karena adanya kekacauan pengaturan
kadargula darah.
Kelainan lain adalah kerusakan dinding
pembuluh darah, khususnya sel endotelatau sel pelapis dinding pembuluh darah
sebelah dalam. Kerusakan sel indotel biasanyaterjadi karena arus pembuluh darah
yang tidak kuat, terkadang sangat deras dan terkadang sangat lemah. Keadaan ini
sesuai dengan rirme jantung orang yang gelisah. Lambat laun dinidng pembuluh
darah akan terluka. Akibat dari proses penyembuhan luka dapat terbrntuk
jaringan ikat dan jaringan lemak pada pembuluh darah, khususnya pembuluh darah
jantung (pembuluh koroner). Kondisi semacam ini akan menyebabkan penyumbatan.
Penyakit ini kita kenal sebagai jantung koroner.
sumber :
Azhar, Tauhid N. 2011. Mengapa Banyak Larangan?Hokmah dan Efek Pengharaman dalam Bercinta, Kesehatan, serta Psikologi Kejiwaan. Solo: TigaSerangkai
Posting Komentar