Dibawah ini adalah beberapa hadist dalam
ajaran islam tentang larangan berprilaku kikir diantaranya :
1. “Ada
dua sifat yang tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin, yaitu kikir
(bakhil) dan akhlak yang buruk.” (HR. Ahmad dan Turmudzi)
2. “Maafkanlah
kesalahan orang yang murah hati (dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun
tanganya apabila dia terpleset (jatuh). Seorang pemurah hati dekat kepada
Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga. Seorang yang bodoh tapi murah
hati (dermawan) daripada seorang alim (taat ibadah) tetapi kikir.” (HR Tabrani)
3. “Jauhilah
kezaliman karena kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat, dan jauhilah
kikir karena dia telah membinasakan orang sebelum kamu.” (HR Muslim)
4. “Tidak
akan masuk surga orang yang suka menipu, orang yang kikir, dan orang yang tidak
bertanggungjawab terhadap apa yang dimilikinya.” (HR Turmudzi)
Dalam terminologi stres, sekala
tertinggi yang diduga menjadi sebab utama adalah gejala takut kehilangan.
Skala tertinggi dalam terminologi stres
adalah kehilangan pasangan hidup akibat kematian, kehilangan anak, saudara,
sahabat dekat, dan kehilangan segala sesuatu yang kita anggap berharga pada
hidup. Dalam sekala 1-100, tiga kehilangan tersebut mnendapat sekor tertinggi,
yaitu sekitar 97-100.
Rasa kepemilikan yang hampir tiada batas
sesungguhnya adalah beban yang sangat memberatkan jiwa. Lihat saja tabel
fluktuasi (naik turunya) hormon cemas manusia pada saat menjalani aktivitas
yang dapat mengakibatkan kematian dan beresiko tinggi. Rasa takut kehilangan
nyawa dan hal-hal yang sangat berarti dalam hidup akan mendorong terjadinya
hormon-hormon cemas seperti kortisol, adrenalin dan norepinefrin. Berjalinya
ketiga hormon ini akan mrnghadirkan kecemasan yang kronis.
Depresi adalah salah satu hasil dari
kecemasan dan ketakut yang berkepanjangan. Dengan bersifat dermawan, kita
dilatih untuk senantiasa mengurangi rasa kepemilikan absolut tersebut.
Denganberbagi pun kita diajak untuk senantiasa mengaktifkan jalur empati di
otak. Jalur ini teridentifikasi sebagai jalur yang membangkitkan sekaligus
dibangkitan oleh hormon-hormon cinta (oksitosin, dopamin, dan serotonin). Jadi
saling berbagi tidak hanya akan dapat mengurangi kecemasan dan kemungkinan
depresi, tetapi juga dapat menghadirkan kebahagiaan dan hangatnya cinta di
benak nita.
Orang yang pelit dan tidak mau berbagi
dan menyayangi akan hidup dalam kecemasan, ketakutan dan kesakitan. Bukankah
stres dan kecemasan yang berkepanjangan akan menekan sistem imunitas tubuh?
Akibatnya, tubuh menjadi lemah dan rentan terhadap berbafai penyakit. Dengan
demikian, sifat tidak mau berbagi bukan saja mengerdilkan aspek manfaat, tetapi
juga mendatangkan aneka mudharat.
sumber :
Azhar, Tauhid N. 2011. Mengapa Banyak Larangan?Hokmah dan Efek Pengharaman dalam Bercinta, Kesehatan, serta Psikologi Kejiwaan. Solo: TigaSerangkai
Posting Komentar